Tokyo – Yamagata : Salju Pertama Mikhayla

Ada satu kicauan iseng saya di tahun 2022 lalu, yang kemudian saya sematkan di bagan paling atas profil Twitter. Isinya harap sederhana :

Yes, spesifik meminta untuk balon udara di Cappadocia (Turki), atau semi di Fukuoka (Jepang), atau Big Ben (London). Dan, kunfayakun! Setelah pandemi menghun akhirnya potret kami bermain salju di Jepang, adalah jawaban terbaik Allah. Allah yang atur skenarionya, tiba-tiba dapat reward dari kantor buat pergi kesini.

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.”

Al Mukmin 60

Perjalanan ini kami mulai sejak 17 Februari hingga 26 Februari 2023, dimana Jepang masih bersalju. Rombongan kami total 9 orang, tanpa tour. Lima diantara kami adalah tim UV, 2 diantaranya suami-suami ikut istri liburan, dan 2 lagi sepasang bocil banyak tingkah. Nah karena ini adalah perjalanan bersama Mik yang masih sangat kecil, maka sejak awal saya dan suami sudah bersepakat lokasi yang akan dikunjungi, dan yang terpenting penginapannya. Temanya : trip santai.

Kalau trip Japan pertama dan kedua saya cukup barbar itinerary-nya, sampai harus pindah-pindah hotel saban hari, yang ini kebalikannya. Kami bahkan menyewa 1 Airbnb yang sama, full dari sejak hari pertama mendarat, sampai hari terakhir di Jepang.

Ohya, Apa saja yang dikunjungi? Secara garis besar : Tokyo, Osaka, Kyoto, Yamagata. Kalau Mik dan family, cukup berpuas keliling Tokyo dan Yamagata saja hahaha. Tante Muy, Mba Aya, dan Om Didit, yang full keliling antar kota dengan Shinkansen.

Tokyo

Nampaknya kalau untuk kota satu ini, memang kota yang gak ada matinya. Apalagi pusat Shibuya dan Shinjuku yang selalu penuh sesak dan hiruk pikuk. Kami menginap di area Oshiage, dengan landmark terdekat SkyTree yang selalu kami tempuh dengan jalan kaki setiap kali pergi ke stasiunnya. Masya Allah, disini setiap hari rasanya jarang sekali kami bertemu penduduk setempat berlalu lalang (kecuali di stasiun). Jalan-jalan sepi, perumahan sepi, entah mungkin semua orang sibuk bekerja, atau di rumah, atau tumplek di Shinjuku/Shibuya. Dari jalan komplek ke Stasiun cuma suara Mik yang bergema sholawatan Kahfi hahahaha.

Dari Oshiage Station, kami cukup melewati 1 stasiun sebelum sampai di Asakusa. Salah satu pusat belanja, ramai tempat makan, dan tentu saja banyak landmarknya. Mulya saban hari kesini buat belanja jastipan dia yang katanya untungnya bisa nutup uang jajan seminggu disini wkwk.

Ada banyak banget cerita menarik yang kami temui, terutama tentang Mik dan eksistensi anak kecil di kota dan negara ini. Mikhayla seringkali tidak luput dari mata berbinar-binar penduduk asli sini yang berpapasan dengan-nya. Setidaknya, setiap penduduk asli Jepang yang kami temui begitu hangat, ramah, dan nampak sangat ‘rindu’ anak-anak. Gestur dan tatapan bahagianya itu waktu berinteraksi dengan Mik sungguh menghangatkan. Si Mik suatu kali, entah belajar darimana dia bilang “Domoo” sambil senyum senyum sumringah, wah itu langsung ada nenek-nenek terkekeh menghampiri Mik sambil bilangg “Waaaa domo arigatouuu”. Kemudian berlanjut dengan si Nenek entah ngomong apa sama Mik dalam bahasa Jepang, tapi intinya sumringah.

Kami yang gak ngerti “Domo” itu apa, akhirnya langsung googling. Terrnyata artinya semacam penekanan pada terimakasih banyak! Hahahaha, si Mik entah nyimak darimana. Kurang dari 2 hari dia udah bisa bahasa Jepang, guys!

Oh ya, ada satu lagi kejadian lucu di salah satu gerai 7-Eleven. Saat itu turun salju lebat, jadilah kami menghangatkan diri di Sevel sambil cari onigiri dan makanan cemilan lain-nya. Berpapasan lah aku dan Mik dengan penduduk asli, 3 pria muda nan tampan Jepang. Kira-kira usianya 20-an lah, semacam anak kuliahan yang juga nongkrong di Sevel. Si om ini senyum ramah sambil membungkuk-bungkuk. Pas Mik duduk, dan mulai makan dengan lahap, mereka senyum-senyum sambil berusaha mengambil perhatian Mik dengan dadah-dadah lucu. Itu bener-bener sepanjang Mik makan perhatian mereka ke Mik. Sampai akhirnya setelah beres makan, mereka sudah berpencar lagi. Ada yang antri di kasir, ada yang lanjut makan. Pas mau balik, seorang anak muda ini langsung bergegas dari meja kasir menyapa kami.

“Hai hello, this is for you. She is so cute”. Mik DIKASIH COKELAT GUYS sama Oppa Japan!

“Oh you’re so kind! Thank you!”, jawabku.

“Aaaa. She is so cute. This chocolate is very delicious, I like it since i was a kid!”

Matanya benar-benar berbinar, sementara si Mik tersipu sambil ndusel-ndusel malu. Hahahaha, ini om-om muda beneran ngantri cuma buat beliin Mik cokelat. Masya Allah.

Bersambung dulu..

Leave a comment