Motherhood and Workin’ Moms

Dan sampailah kita di bulan ke-8 tahun 2022.

Astaga, cepat sekali waktu. Ini bahkan pandemi saja belum kelar-kelar, dari awal kami menikah di tengah pandemi, sampai hari ini anak kami sudah 16 bulan usianya.

Sedikit bercerita, masih tentang peran saya sebagai Ibu-Ibu yang juga berkarir. Saat ini Masya Allah, Mikhayla, tumbuh sehat dan mengesankan. Setiap hari saya dibuat takjub oleh tumbuh kembangnya, mulai dari perkembangan bahasanya, motoriknya, perasa-nya, hingga tingkah lakunya. Rasanya saya tidak mau ketinggalan apapun perkembangannya.

Working Moms

Yap. Saya masih menjalani rutinitas sebagai bagian dari tim di Ultra Voucher. Tentu ada pertimbangan untuk menjalani status Working Moms, mulai dari kebutuhan untuk aktualisasi diri hingga financial planning untuk jangka waktu yang panjang. Tentu semuanya juga bermuara untuk keluarga. Ketika memutuskan untuk tetap bekerja, saya berhitung risk dan return-nya. Dan anak juga keluarga, adalah prioritas pertama apapun bentuknya. Karena sekali lagi, saya mau dan saya harus hadir di tengah tumbuh kembangnya. Alhamdulillah, kesempatan itu saya dapat disini. Kebijakan WFA dan Hybrid, memungkinkan saya untuk mendampingi anak ini setiap hari. Tentu saja dengan bantuan pengasuh yang turut mendampingi. Terimakasih, UV dan Pak Hady!

Ini beberapa potret saya bersama teman-teman kantor. Alhamdulillah pada baik semua. Hehehe, semoga kita bisa selalu kompak, saling support personal dan profesional, achieve target, dan memberikan benefit buat Perusahaan! Aaminn paling kencang 🙂

Motherhood Life

Nah ini adalah part terseru dalam hidup sejauh ini hahaha. Mendampingi anak ini dari mulai di perut, sampai sekarang sudah jadi teman yang bisa diajak ngobrol, yang bisa saya dengar renyah tawanya, sungguh satu hal yang gabisa ditukar dengan apapun.

100++ Kosa Kata

Ini salah satu milestone Mik di usianya yang 16 bulan. Cepattt sekali dia belajar berbahasa, apapun yang kami ucapkan ia bisa segera pahami, ulangi, kemudian memakainya pada konteks yang tepat. Masuk ke rumah dia akan bilang “Mlekummm” (Assalamualaikum). “Mi, pesawat! Pesawat!”, “Mi, topeng monyet! Tungguin.” “Mi, jalan ayo.”, “Minum, minum, tambah!”. Atau bahkan ketika saya siap-siap pakai baju dia dengan lantangnya : “Mamii udah belommm”. Masya Allah bikin tulisan begini aja, mata udah ngembeng :”)

Mengungkapkan Rasa

Kami terbiasa memeluk dan mencium Mik, sebelum tidur, bangun tidur, atau di saat apapun kami bersama. Pun memberinya tepuk tangan, saat berhasil melakukan sesuatu. Dan ini diterima dengan amat baik oleh Mik, sehingga dia juga bisa mengekpresikan rasanya.

Mik akan datang, dan bilang “ciuumm”, kemudian dia akan memberikan cium di pipi atau kening Ayah Ibunya. Atau dia akan mengelus rambut kami sambil bilang, “sayaaang..”. Kalau lagi kesal, dia akan bilang, “cubittt” lalu cemberut. Berbagai tingkah gemas Mik, semuanya adalah bentuk kejaiban bagaimana otaknya berkembang begitu cepat. Saya berdoa, semoga kami orang-orang terdekatnya tidak menyumbang memori yang buruk, atau hal apapun yang menghambat dan mengintervensi tumbuh kembangnya.

Saya percaya, setiap anak lahir dengan kecerdasannya, mungkin akan berbeda tipe ‘cerdas’ antar satu anak dengan anak lainnya. Tapi saya percaya mereka sempurna dengan apa yang dibawanya. Tinggal kita sebagai orang tuanya, yang harus mempercayai kemampuan anak, dan menstimulus juga menjadi bridging untuk output yang maksimal.

Tantrum

Wah jangan dikira Mik hanya yang manis-manis dan gemas ya, wkwkwk. Tantrum alias ngamuk, juga tentu menyelingi keseharian Mik. Anak seusianya, baru mengenal dan belajar dunia, tentu banyak hal yang belum bisa ia kendalikan. Ketika ia bertemu dengan ketidakbisaan ini, peran kami pendampingnya sungguh dibutuhkan. Kalau saya, cukup saya dampingi, tanpa harus memberikan apa yang dia mau saat itu juga. Saya dampingi, saya tawari dia pelukan atau gendongan. Saya dampingi, saya hibur dia dengan jadi badut-badutan. Kadang dia tertawa, kadang dia langsung terlelap, kadang tidak mempan juga hahahaha. Gapapa, coba lagi. Sabar lagi. Kalau engga sabar, gantian sama Mbak-nya atau Papinya. Begitu terus, sampai ia akhirnya akan tenang.

Masya Allah, tabarakallah.

Segitu dulu catatan iseng hari ini. Kita lanjut lain kesempatan.

Starbucks, 28 Agustus 2022.

Leave a comment