The Day Before He Left

21 September 2017, pukul 03.15.

Saya terjaga dengan detak jantung yang lebih cepat. Someone is coming – on my dream.

Dia berlari ke arah saya.
Menubruk.
Naik ke pangkuan.

Wajahnya lelah.
Cengkeramannya kuat.
Matanya perlahan mengatup.
Mulutnya sedikit menganga.
Tertidur – seperti biasa.

Saya lalu mengusap-usap kepalanya.
Seperti biasa.

Tanah di luar masih bau hujan. Saya bangun karena ketiduran, setelah malam sebelumnya kuyup disapu hujan. Dua malam terakhir sangat gak bersahabat. Tiba-tiba hujan ga seperti biasanya. Pun, ini malam kedua sejak Mooky hilang.

Mooky paling takut sama suara petir dan air. Ah, semoga Mooky ga kehujanan.

Dua hari lalu, malam terakhir ketemu Mooky, saya dadah-dadah lama sekali ke Mooky. Mooky seperti biasa, melepas kami dengan bola matanya yang membulat.

Cepat pulang, Mooky.
Proplan kesukaan Mooky kan baru aku beliin. Belum sempat dibuka malah.
Mooky di luar harus mau makan. Jangan pilih-pilih makanan, atau ga mau makan kalau gak disuapin.

Semoga kami masih punya kesempatan.

Hope to see you well.

Leave a comment