Hai.
Apa kabar?
Baik? Eh, apa, sibuk?
Ehm.
Sama seperti pilihan untuk sejenak hilang,
Maka hari ini saya memilih pulang
Sama seperti ketika memilih pergi
Maka hari ini pilihan jatuh untuk datang kembali
Meski dalam perjalanan, semua perhitungan tlah terkalkulasi
Meski dalam setiap jengkal menuju rumah, ada hal yang saya sadari
Sebuah kemungkinan untuk pulang ke tempat yang tak lagi diakrabi
Tak sama, seperti yang dulu saya tinggali.
—
Omong-omong, beberapa waktu lalu, saya sempat menghabiskan malam bersama sebuah buku dari Raditya Dika. Judulnya Koala Kumal. Radit nampak renyah memainkan komedi yang katanya ingin ia buat dari hati. Tapi buat saya, pemilihan judul Radit dan bab pamungkas Koala Kumal adalah hal paling cerdas yang dia buat untuk bukunya sendiri.
Koala Kumal.
Diceritakan, seekor koala di Australia, bertransmigrasi dari hutan tempat tinggalnya. Selang beberapa bulan kemudian, dia kembali lagi ke hutan itu. Tapi ternyata, selama dia pergi, hutan yang pernah menjadi rumahnya ditebang, diratakan dengan tanah oleh para penebang liar. Si Koala kebingungan, kenapa tempat tinggalnya tidak seperti dulu. Koala terdiam, duduk sendirian. Memandangi sesuatu yang dulu sangat diakrabinya, dan sekarang tidak lagi dikenalinya.
—
Saya dan kamu, mungkin pernah menjadi rumah untuk satu sama lain. Sampai suatu waktu, kita punya teman baru, kesibukan baru, tanggung jawab baru, hingga sejenak saling merenggangkan. Saya menuju perjalanan baru, kamupun begitu. Lalu waktu, membuat datangnya rindu, atau sekedar ketaksengajaan dalam temu.
Kita bertemu kita. Dalam diorama yang berbeda. Ya, kita saling menemui kita yang tak sama.
Sejurus, ada simpul senyum, atau isak di hati, saling memandang untuk sesuatu yang dulu begitu diakrabi, namun kini tak lagi dikenali. Sayangnya, sesuatu itu adalah saya, juga kamu.
—
Itulah yang ‘tlah kukalkulasi
Seberubah apapun kamu,
Bagi saya, kamu tetap pernah menjadi rumah.
Untuk itu, saya kembali.
Meski tau, semua tak sama lagi.
—
Ehm. Keren gak? Anak-mudamu sudah kembali, kan?
Lantai 1.
Sebuah kamar di pusat kota.

Ghost! Is that you? :””
Anak-muda. You're really really back :”
LikeLike
Keep writing nus – Sebuah pesan.
LikeLike
Pesan diterima, Nept! :))
LikeLike
Wqwq.
LikeLike
setelah wkwkw sekarang lagi ngetrend yah ketawa wqwqwq? *nanya serius* *serius nanya*
LikeLike
Kayanya bukan soal trend. Tapi lebih ke tingkat kelucuan, misal: anggap skalanya dari 1-10, maka tingkat kelucuan bisa dirumusin sebagai berikut :
Haha : 4
Hahah : 4,5
Hahaha : 5
Wkwk : 6
Wqwq : 9
LikeLike
selamat berpulang mbaknya 🙂
LikeLike
Am glad to be back, Andi hahaha. Missing your blog too :p
LikeLike