Namanya Ujung Genteng. Tempatnya jauuuuh dari Bogor. Kalau ada yang bilang ke tempat ini perlu waktu sekitar 5-6 jam, maka saya dan teman-teman pernah menjangkaunya sampai nyaris 12 jam :’)
 |
| Source : motoyuk.com. Ini kalau pantai lagi tenang. |
Kata Geocities.com, nama Ujung Genteng sebetulnya berasal dari Ujung Gunting, dimana posisi Ujung Genteng berada di ujung salah satu sudut pulau di Jawa Barat yg berbentuk gunting. Nah, bagian ujung gunting atas berada di Ujung Kulon; dan bagian ujung gunting bawah berada di Ujung Genteng. Hap! Maka dari Ujung Gunting jadilah Ujung Genteng. Dari sepenglihatan kami, sebagian besar penduduknya adalah nelayan dan petani, ada juga yang beralih menjadi penyadap Nira dan dijadikan gula kelapa.
Penghujung tahun lalu, untuk sebuah alasan ‘survei’, kami mengunjungi si Ujung Genteng. Ada Eril, Willy, Desta, Eka, Ijul, dan Echa yang masuk jadi tim survei. (Niat survei atau jalan-jalan sebenarnya beda tipis). Malam hari di 19 Desember 2013, sekitar jam 10 malam kami berangkat. Beruntung ada si Jenal yang masuk rombongan, doi diajak karena penduduk asli daerah Ujung Genteng :’) Jadi sekaligus penunjuk jalan, sekaligus yang ditebengin rumahnya buat istirahat.
 |
| Menuju Lokasi Pantai |
Sekitar jam 4 Subuh, kami sampai di rumah Jenal. Disana udah menyambut ibunya yang ramah, berikut teh manis hangat. Badan? Berasa rontok. Biar Eril aja yang cerita gimana tantangan menuju tempat ini :’)
Setelah istirahat, sholat, istirahat, sarapan, barulah kita berangkat ke lokasi pantainya. Aksesnya susah, kasihan mobil, dan rasanya mustahil buat ngajak rombongan bus besar kesini. Kita cari pantai yang view-nya bagus, cari penginapan sekitar situ, keluar lagi, cari lagi, dan seterusnya. Mulai dari Villa Pak Ujang yang ada burung hantunya, sampai Pondok Hexa yang menurut kami paling layak, mewah, dan persis depan pesisir. Kisah dan penampakan mistis dari bos Echa juga ga ketinggalan mewarnai setiap habis kunjungan ke villa atau penginapan :’)
Selebihnya, inilah sebagian foto-foto yang berhasil diabadikaaan. Mulai dari bersantai di pesisir, sampai Eril yang sepanjang susur pantai sibuk cari batu-batu yang berbentuk huruf F, a, c, h, r, i, L, u, sampai bentuk hati. -_-
 |
| Mayoritas pasir disini berkarang, harus menyusuri pantai tertentu buat dapat pasir halusnya. |
 |
| Diskusi. “Ini jadi gimana, nih?” ; “Plan selanjutnya gimana?”. “Duh, pahit-pahitnya Anyer lagi deh”. |
 |
| Susur pantai sambil menunggu para lelaki Sholat Jum’at. |
 |
| View dari seberang Pondok Hexa. Pondoknya bukan yang coklat itu kok, bukan. Itu warung. |
 |
| Ini dia hasil perjuangan Eril, Yang akhirnya cuma membuahkan F love L. Pppftt. |
 |
| Terik, tapi airnya enak. Adem. |
 |
| Bareng Desta. |
 |
| See? Ini ceritanya Prioritas yang ditulis di atas pasir. Ijul yang bikin. Eh apa Willy? |
|
|
|
|
Oh iya, Ujung Genteng juga dikenal dengan penangkaran penyu-nya dan pelepasan tukik di malam hari. Sayangnya kami ga sempat mengunjungi tempat ini. Selain karena mahal (banget), mobil juga katanya ga bisa masuk. Akses jalannya terlalu susah buat mobil biasa.
Dengan mengucap hamdallah, perjalanan ini pun berakhir. Berangkat sekitar jam 1 siang, dan tiba di Bogor sekitar jam 1 pagi :’). Wassalamualaikum..
 |
| Full team. |
vila yang fenomenal itu yang mana Bang? :0
LikeLike
Anyer mil, bukan yang ujung genteng ahahaha
LikeLike