Kali Ini Tentang Bung Hadi

Bukan, ini bukan essai, atau ulasan berat pendulang suara. Tapi hanya sebuah catatan kecil tentang sosok yang –di mata saya- selalu memberikan ruang di hatinya untuk berbagi.

Namanya Hadi.
Sosok sederhana, yang entah kenapa begitu mencitai anak-anak.
Ah, jika saja Pak Chairul Tanjung membaca ini, sepertinya beliau bisa sedikit bernafas lega. Buku Anak Singkongnya, berisi banyak cerita tentang kebanggaan di masa-masa ia menjadi mahasiswa. Masa dimana ia dan teman-temannya bebas memberi arti buat masyarakat. Tentang mahasiswa di jamannya, yang selalu riang saat pergi ke pelosok, membaur, mengobati, mengajar, dan berbagi banyak hal dengan mereka yang sedikit sekali terbuka kesempatan untuk bisa mengenyam pendidikan.
Maka, catatan ini, biarlah saya dedikasikan untuk Bung Hadi. Seorang yang selalu senang jika Sabtu atau Minggu datang. Amboi, bukan untuk berlibur atau sejenisnya. Tapi di hari itu, setiap minggunya, adalah waktu untuk bertemu jagoan-jagoan kecilnya di SD Cilubang 4. Mengenalkan mereka tentang ilmunya Einstein, atau sekedar berbagi dongeng agar mereka tak pernah takut untuk bermimpi. Satu hal yang diyakininya, bahwa mereka, anak-anak SD Cilubang, juga jutaan anak di pelosok lainnya, punya kesempatan yang sama dengan anak-anak kota yang hidup penuh kecukupan untuk pengejaran mimpi. Tidak akan ada yang pernah tau, atau mencoba menerka-nerka takdir Tuhan, tentang kelahiran anak negeri sejenius Habibie, yang mungkin saja akan lahir dari desa-desa kecil di pelosok negeri.
Mendidik menurut saya mempunyai andil yang lebih besar dari sekedar mengajar. Mendidik berarti berupaya masuk ke dalam pola pikir anak-anak tersebut, memberikan pemahaman agar mereka senantiasa berbuat baik, memberikan semangat untuk terus belajar, memberikan motivasi untuk tetap tegak berjalan ditengah segala keterbatasan, dan memberikan keyakinan bahwa mereka mampu menjadi orang yang besar.. “ – Hadiyansyah Anwar (Juli, 2012. ‘Mendidik Dengan Hati’)
Kata-kata di atas, saya kutip dari personal blog nya. Silakan dikunjungi buat kalian yang ingin membaca langsung cerita tentang jagoan hebatnya.
Setahun ke belakang, Hadi diberi amanah menjadi Kepala Departemen Pengabdian Masyarakat di Badan Eksekutif Fakultas kami. Mengikuti jejak Anies Baswedan, ia mengawal program FEM Mengajar, juga gerakan Bina Desa, yang rutin terjun langsung ke lapangan di setiap minggunya. Satu reminder tersemat dari program Bina Desa dan Fem Mengajarnya, bahwa kehadiran kita, mahasiswa, adalah menjadi jembatan buat mereka untuk masa depan yang seharusnya bisa sama-sama kita tatap lebih baik. Mereka punya kesempatan yang sama untuk hal itu.
Hari ini, di siklus ini, Bung Hadi menyiapkan langkahnya, menguatkan mimpi-mimpinya, untuk sebuah perubahan, di Fakultas Orange. Selamat berjuang, Bung! 🙂 Semoga semangat itu akan selalu ada :))

Untuk Hadi yang selalu berbagi dengan Hati, for a better H’s Faculty 😉

Kamis. 11.10.2012
22:57 WIB. 

Semestinya manusia itu bisa dengan mudah untuk bersama-sama saling berbagi
Berbagi apa pun itu.. berbagi keindahan, berbagi harapan, berbagi cerita
Bahkan berbagi kesedihan, agar kesedihan itu tidak berlarut-larut

Seharusnya manusia itu sadar bahwa berbagi itu tidak akan membuat mereka kurang
Apa yang mereka berikan kepada orang lain akan kembali
Kalau pun tak kembali namun akan memberikan ketenangan..

Dan orang yang paling hebat adalah orang yang berbagi tanpa mengharapkan apapun
Dan hal itu sangatlah sulit ditemukan,

Hadiyansyah Anwar. 3 Juni 2012.

3 Comments Add yours

  1. di desember pula gak sengaja pengen bukablog nya ank muda dan ternyata baru ngeh saya pernah berkomentar disini ,… ka ratna… ayo mau lagi baca cerita cerita nya …nanti aku juga mau aaaah hahha

    Like

  2. Unknown's avatar Ratna Sofia says:

    mau apa nis? mau nulis? apa dibuatin tulisan? hahahaha

    Like

Leave a comment