Balada Kode Koper.. (Ratna Sofia)

Ini kejadiannya kemarin (19/01/11) sewaktu mau pulang ke Bali. Lupa ngunci koper, dan baru sadar di depan BNI saat lagi nunggu bareng temen-temen. Kopernya langsung saya ambil, mencoba untuk mengunci, dan saat yang sama ini tangan lepas dari gagang kunci, sedangkan angka-angka di koper itu berhenti di suatu susunan angka yang sama sekali nggak sempat terlihat. Matilah! Kopernya ngga bisa dibuka. Entah berapa sekarang kodenya. Beberapa angka saya coba,dan nihil.

Di jalan sempat mikir, gimana nih nasib barang-barang disana? Kalau mau sih bisa. Tapi dengan jalan ngancurin tuh gembok. Sayang bangeeeet.. Kalaupun ada jalan lain, adalah coba semua angka yang mungkin. Kalau bahasa PM-nya peluang. Di dalam pesawat, saya mulai menghitung. Kalau ada tiga jajaran angka yang bisa diisi, dengan tiap jajaran bisa diganti dengan 10 nomor, dan tiap nomor bisa diulang, maka ada 10x10x10 kemungkinan, alias 1000 peluang! Silakan dibayangkan gimana pegelnya kalau ke-1000 peluang itu benar-benar dicoba semuanya. But guys, ngga ada jalan lain!


Sementara nunggu jemputan di bandara, mulailah ritual1000 peluang itu saya coba satu persatu. Berurutan. Mulai dari kombinasi angka 001,002, dan seterusnya. Nihil! Sampai akhirnya nyampe dirumah, terus coba.. entah sudah sampai di peluang keberapa. Nyerah karena ngantuk, akhirnya tidur. Bangun pagi, coba lagi. Walaupun pegel, nih tangan tetap ngga berenti muter angka-angka itu. Sampai tiba-tiba kuncinya kebuka! Tau itu kombinasi angka ke berapa? 600an! Itu berarti udah lebih dari 600 kombinasi angka yang saya coba. Bayangikan seandainya saya berhenti di kombinasi ke 599 misalnya.. I’ll get nothing. Ngga akan dapat apa.


Cerita tentang kode koper diatas bukan sebatas cerita ngga jelas sebenarnya. Keberhasilan di peluang ke 600an seolah menampar saya saat tadi sadar akan sebuah kegagalan untuk sesuatu entah yang keberapa kalinya. Seandainya saya berhenti di usaha yang ke-n kalinya, siapa yang bakal tau, kalau bisa aja saya berhasil di usaha yang ke n+1 kalinya!


Seandainya gembok tadi dihancurkan, maka cacatlah koper itu. Begitu juga dengan mimpi yang kita punya. Kita terlalu ngga yakin dengan kemampuan kita, sampai akhirnya membunuh sendiri mimpi itu. Cacat! Seandainya kita mencoba meraihnya tapi selalu gagal, dan kita berhenti disitu, sekali lagi, ngga akan dapat apa-apa. Jangan terlalu mudah menyerah, seengganya itu pelajaran minimal yang aku dapat.


Just ask ur self , “Sebesar apa usahamu sampai kamu merasa pantas untuk berhasil?”

Leave a comment